Rekoleksi Kelas 1 - 4 SD Santo Andreas

Rekoleksi Kelas 1-4 SD Santo Andreas Kedoya – Jakarta Barat

Belajar dari Yesus Sang Guru Agung

Dalam Bulan Maret Tahun 2023 ini, tiga agama besar di Indonesia (Islam, Katolik, dan Hindu) bergelut dalam ritus suci dalam keyakinannya masing-masing. Agama Islam baru saja membuka masa puasa 1444 Hijriah, Katolik sedang berada dalam masa Prapaskah (masa tobat), sedangkan agama Hindu baru saja merayakan Hari Raya Nyepi. Ada banyak cara yang diekspresikan setiap orang, keluarga, kelompok, dan komunitas dalam merayakan dan merenungkan atau berefleksi pada momen suci ini. 

SDK St. Andreas Green Garden, misalnya, mengisi momen Prapaskah ini dengan kegiatan rekoleksi di sekolah, (20/3/2023). Ini merupakan sebuah kegiatan rohani untuk membenahi diri, belajar dari masa yang telah lewat sembari menata hidup untuk melangkah ke masa depan. Rekoleksi yang dikhususkan kepada para peserta didik dari kelas I – IV ini  dipandu oleh empat biarawan dari tarekat Salesian Don Bosco, yakni  Fr Primus, SDB, Br. John, SDB, Br. Simpli, SDB dan Br. Mei, SDB. Adapun tema dari rekoleksi ini adalah  “Belajar dari Yesus Sang Guru Agung”.

Tema besar ini hendak mengajak  peserta didik SDK St. Andreas untuk menghidupkan kembali  keutamaan-keutamaan Yesus Sang Guru, terutama  dalam menjalin relasi dengan sesama, baik dalam relasi face-to-face, maupun dalam relasi digital (media sosial). Keteladanan Yesus diperkenalkan kepada anak-anak, agar mereka bisa menempatkan diri dalam bergaul, serta dalam memilih konten media sosial. Ini tentu merupakan bagian dari upaya Lembaga Pendidikan dalam membentuk karakter peserta didik dalam menghadapi arus perkembangan zaman.

Para peserta didik pun mengikuti kegiatan ini dengan sangat antusias. Ini terjadi, karena para pembawa rekoleksi tidak monoton mengajar, tetapi lebih memperkenalkan keteladanan Sang Guru melalui aneka ilustrasi, cerita, gambar, dan juga  melalui berbagai macam game. Kegiatan ini sangat efektif, karena peserta didik tidak berada dalam satu kelompok besar, tetapi dibagi dalam empat kelompok sesuai kelas, dengan masing-masing pendampingnya. Karena kegiatan semacam ini hanya sekali dalam beberapa bulan, sehingga anak-anak begitu aktif dan antusias. 

Para guru wali kelas yang ikut mendampingi anak-anak didik mereka  mengharapkan kegiatan ini bisa berpengaruh bagi perkembangan karakter anak-anak. Anak-anak diharapkan  dapat lebih mengenal ketokohan dan keteladanan Yesus, serta menjadikan-Nya sebagai idola dalam hidup keseharian mereka. Karena itu, para guru wali kelas menginginkan agar kegiatan seperti ini terus dijalankan agar nilai-nilai keutamaan kristiani terutama yang telah diwariskan Yesus  bisa tertanam dalam diri anak-anak.

Akhirnya, semoga masa Prapaskah ini kemudian tidak hanya menjadi momen tobat dan tapa, tetapi juga lebih sebagai momen untuk berefleksi dan menambah inpirasi hidup dari Sang Guru Agung. Mari berbenah,  berubah dan berbuah! 

Leave a Reply